Subscribe Us

Responsive Advertisement

Pages

Senin, 13 Februari 2023

PROOFREADING SEBELUM MENERBITKAN TULISAN

RESUME PERTEMUAN 12 PELATIHAN KBMN 28


Hari/Tanggal         :    Jum’at, 03 Februari 2023

Waktu                     :    Pukul 19.00 s.d Selesai

TEMA                      :    Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber           :    Susanto, S.Pd.

Moderator              :    Helwiyah, S.Pd.M.M


Bismillah wal hamdulillah, tak henti-hentinya kita mengucap syukur ke hadirat Ilahi Robbi yang masih memberi konsistensi kepada kita untuk tetap bisa mengikuti salah satu upaya kita untuk meningkatkan kuaitas diri kita dalam bidang menebarka melalui tulisan-tulisan kita, semoga kita senantiasa berada dalam bimbingan-Nya, Aamiin.

Bagi seorang pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis. Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan. Bagi penulis, tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan. Bagi penulis di media, tulisannya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan. Maka, ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran. Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis, agar banyak orang yang dapat membacanya. Abadi dalam bentuk kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.

Itulah sepenggal kalimat motivasi yang diungkapkan oleh Bu Helwiyah sebagai moderator saat membuka KBMN Gelombang ke-28 di pertemuan ke-12 malam ini.  Bu Helwiyah akan menemani bapak Susanto, S.Pd. sebagai nara sumber yang akan mengupas tuntas materi tentang "Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan”.

Sebelum berbicara tentang Proofreading, apa pengertian Proofreading, mengapa harus melakukan Proofreading, kapan kita melakukan Proofreading, dan bagaimana tips melakukan Proofreading, maka ada beberapa langkah mudah yang harus dilakukan terlebih dahulu terhadap tulisan yang telah selesai kita tulis.

Apa yang harus dilakukan seorang penulis, setelah dia selesai menulis, atau tulisannya jadi? Maka langkah selanjutnya sebelum disunting, adalah melakukan swasunting atau self editing terlebih dahulu.

Ada 4 kegiatan yang dilakukan dalam swasunting, yaitu;

1.   Endapkan tulisan selama beberapa waktu, jadi tidak langsung memposting atau mengirimkan pada penerbit.

2.    Meminta teman membaca tulisan kita. Bisa juga diri sendiri dengan cara membacanya secara lantang.

3.    Meminta seorang Proofreader

4.    Menggunakan aplikasi atau editing tools.

Maka Langkah-langkah di atas, bisa kita lakukan terlebih dahulu sebelum tulisan kita benar-benar akan diposting. Dan tahap terakhir dari proses editorial dan tujuannya adalah untuk menemukan kesalahan yang terlewatkan oleh penulis, editor, dan perancang buku atau formatter, itulah yang dinamakan Proofreading.

Mengapa harus melakukan proofreading? Karena untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan, untuk itu Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak kita lewatkan. Terutama jika kita berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas atau mempublikasikan, contohnya menulis di kompasiana.com atau di blog pribadi

Kapan kita melakukan proofreading? Proses menulis melalui 3 tahapan. Yaitu; Drafting, Proofreading dan Redrafting. Drafting, yaitu tulis draft pertama, ubah ide menjadi kalimat. Proofreading, yaitu periksa konten, tata Bahasa dan kosa kata. Terakhir Readrafting, yakni tulis ulang teks dengan membuat perubahan yang diperlukan (Draf ulang jika perlu).

Dimanakah letak Proofreading? Yaitu setelah tulisan jadi, jangan melakukan Proofreading ketika tulisan masih setengah jalan. Karena kemungkinan besar tulisan tersebut tidak jadi atau tidak utuh sesuai yang diharapkan. Nah pada kegiatan Proofreading, kita akan memeriksa konten, tata bahasa, kosa kata, dan juga penulisan serta kaidah-kaidah sesuai kaidah Bahasa Indonesia.

Bagaimana Tips Melakukan Proofreading?

1.  Perhatikan detail (proofreading adalah jenis membaca yang berbeda. Kita harus membaca setiap huruf, setiap tanda baca, setiap spasi.

2.  Membaca dengan lancang (mendengar kata-kata akan membantu kita mendengar kesalahan yang tidak dilihat mata.

3.  Baca perlahan (tulisan nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi daripada yang lain.

4.   Beristirahat dan berbaik hati pada diri sendiri (proofreading membutuhkan fokus yang intens karena sulit untuk mempertahankan fokus dalam jangka waktu yang lama.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Proofreading

Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia baca bisa diterima logika dan dipahami. untuk itu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  • Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak?
  • Susunannya sudah tepat atau belum?
  • Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak?

Alat utama yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, adalah KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD. Ketetapan itu merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Demikian resume materi malam ini, semoga dengan materi yang kita dapatkan mala mini, membantu kita meningkatkan kualitas tulisan kita bukan hanya dalam materi, tetapi dalam segi tulisan, mengurangi kesalahan-kesalahan penulisan yang bisa mengakibatkan tidak tercapainya apa yang menjadi tujuan dari tulisan kita.

Terimakasih kami haturkan kepada Narasumber malam ini berserta Moderator yang telah berbagi ilmunya, semoga menjadi amal jariyah, Aamiin.


اللهُمَّ إنِّـيْ أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعـاً، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَايَنْفَـعُ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat dan Aku berlindung kepada Engkau dari (mendapatkan) ilmu yang tidak bermanfaat.” (HR. Al-Nasa’i)


0 Comments:

Posting Komentar