Subscribe Us

Responsive Advertisement

Pages

Selasa, 08 Maret 2016

RENCANA MANUSIA DAN RENCANA ALLAH




Siang itu, menjelang matahari tepat berada di tengah Bumi, sinar matahari yang tidak terlalu panas, bahkan bisa dibilang sudah mulai redup dengan diiringi gumpalan awan yang menandakan akan segera turun hujan, di sebuah sekolah yang sedang melaksanakan Ulangan Tengah Semester (UTS) di hari di hari ke-4.
Klik, sebuah pesan bbm masuk, “abi masih di sakola da, ni di TU, lagi download film dulu”, ujar seorang perempuan muda yang membalas isi pesanku. “Oke aku kesana”, jawabku singkat, yang segera dibalas lagi, “sambil bawa durennya ya om”.
Ya … itulah beliau, dia sering menyapaku dengan panggilan itu, meski aku bukan Om nya, dia bukan ponakanku, bahkan tidak ada pertalian keluarga sedikitpun, namun mungkin karena usiaku ada di atasnya, atau mungkin karena sudah dekat diantara kami, maka aku tidak keberatan untuk memiliki panggilan seperti itu, tapi khusus untuk dirinya, Hehe.
Neng Hikmah, itulah namanya, rekan kerja yang sudah 2,5 tahun bersama di lembaga tempatku bekerja, sosok yang baik, ceria dan mudah bergaul, namun terkadang mudah terbawa perasaan, walaupun hanya lewat sebuah tontonan sinema. Film India dan Korea, merupakan film favoritnya, dia rela meluangkan waktu untuk dapat menikmati jalan ceritanya walau dengan durasi waktu yang panjang ataupun puluhan episode yang harus dilaluinya.
Descendants of the Sun, merupakan salah satu film serial Korea yang sudah membuatnya baper di episode pertamanya. Dan demi menonton kelanjutan episode “Descendants of the Sun” tersebut, siang itu dia rela meluangkan waktunya untuk mendownload film tersebut dengan memanfaatkan fasilitas wifi yang disediakan.
Dengan ditemani Bau Durian Cup (BDC) yang sudah dipesannya sejak dua hari yang lau, dia mulai berlayar di dunia maya untuk mencari film tersebut, berbagai situs penyedia layanan film gratis, mulai dari yang sifatnya nonton streaming online yang bisa ditonton langsung, sampai dengan file yang harus di download terlebih dahulu. Berbagai kemudahan itu membuatnya berada diantara dua dunia, dunia nyata dan di dunia maya.
Setengah jam berlalu, dia mulai sumringah melihat situs penyedia film yang dicarinya telah didapatkan, tanpa pikir panjang dia mulai meng klik, klik dan terus mengklik perintah-perintah yang muncul agar dapat mendowload film tersebut, melalui layanan Internet Download Manager (IDM) yang sudah ada di laptopnya, dengan sabar ia mulai mengikuti hitungan mundur yang waktu yang berjalan seiring dengan terus naiknya angka persenan yang menjadi pertanda berjalannya downloadan film tersebut.
Untuk mempercepat mendapatkan episode-episode film tersebut, dia coba menggunakan Personal Computer (PC) yang ada di ruangan itu untuk mendownload film tersebut. Pikirnya, dua komputer akan lebih baik dan lebih banyak lagi film yang bisa didapatkan.
Pukul 13.36, sebuah pesan masuk saat aku lagi makan siang, “Om, ini teh udah ampir beres tp sempet lilitid heul koneksina jd aja ke cancel eh d ulang lagi downloadna, pingin nerusin downloadnya yg td gmn om?”. Tulisan dengan penuh kalimat yang typo menggambarkan rasa kecewa dengan apa yang sedang dialami. Terbayang sudah rasa kecewa yang didapatkan sama anak satu ini, setelah lama menunggu namun yang didapati film yang didownload tidak bisa selesai karena koneksi internet yang mendadak terputus.
Tergugah untuk membantunya, akhirnya aku putuskan untuk berangkat ke tempat aku bekerja lagi. Terpampang raut muka yang terlihat kecewa saat aku datang menemuinya. Dengan keterampilan seadanya, aku mencoba membantu memulihkan file tersebut agar bisa dilanjutkan download-an nya tanpa harus mengulanginya lagi dari awal.
Ditemani iringan indahnya lagu Rizky Febian yang berjudul “Kesempurnaan Cinta”, aku mencoba memulihkan file-file film tersebut, walaupun pada akhirnya tetap saja file-file tersebut harus didownload ulang, dan tidak satu pun file yang bisa diselesaikan.
Fuhh ... akhirnya saat-saat yang dinantikan akan datang, terlihat ceria di wajahnya saat melihat angka persenan download terus menuju angka 100%. Namun wajah itu mendadak berubah saat  angka 98,29% mendadak terhenti, dan lebih tragis lagi ketika melihat icon penangkap wifi terselipkan tanda seru warna kuning yang menandakan bahwa jaringan internet kembali terputus, tertulis disana Unlimited Conection yang menandakan terputus pula harapan untuk menyaksikan film yang sudah lama dinantikannya.
Pukul 14.29, menjadi puncak kesabaran menanti yang tak kunjung datang, dan baginya Pukul 14.29 menjadi akhir untuk tetap di tempat ini, “sudahlah ..” ujarnya sedikit putus asa sambil membereskan Laptop dan Tas yang dari tadi menemaninya. Aku bukannya tidak bisa menghibur, tapi aku pun tidak bisa berbuat apa-apa, sebagai bentuk menghibur, kujanjikan besok file tersebut sudah bisa dia dapatkan.
Setelah semuanya dibereskan, dengan langkah gontai kami pun meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan tujuan-tujuan masing-masing dengan diiringi kekecewaan yang mendalam di wajahnya. Sedangkan aku? Aku tidak terlalu kecewa karena sama sekali aku tidak punya kepentingan dengan file tersebut, namun aku bersimpati terhadap dia dengan pengorbanan yang telah dilakukan untuk mendapatkan file itu.
Kekecewaannya terlihat jelas, saat ku lihat status (personal message) di BBM nya Pukul 14.58, dia menuliskan “gendokkk ihhh yang ditambahkan simbol menangis, dengan (hashtag) # hanas ditungguannn 3 jam”.
Itulah salah satu episode kejadian yang mungkin bisa kita alami dalam kehidupan ini, dimana semua harapan dan apa yang kita rencanakan tidak selamanya akan kita dapatkan, lebih jauh lagi secanggih apapun teknologi manusia, secermat apapun rencana yang dibuat manusia, jika Allah berkehendak lain, semuanya tidak akan terjadi.

وَأُمْلِي لَهُمْ ۚ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ (الأعراف : 183)

“Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh”. (Al-A’raf Ayat 183)
 
Wallohu A'lam

0 Comments:

Posting Komentar