Subscribe Us

Responsive Advertisement

Pages

Kamis, 26 Januari 2023

WRITER’S BLOK, PLEASE MENJAUHLAH ..

RESUME PERTEMUAN 7 PELATIHAN KBMN 28

 

Hari/Tanggal        :       Senin, 23 Januari 2023

Waktu                  :       Pukul 19.00-21.00 WIB

Tema                   :       Mengatasi Writer’s Block

Narasumber         :       Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.

Moderator            :       Raliyanti, S.Sos., M.Pd.




Bismillahirrahmanirrahiim.

Salam silaturahim sahabat semua, semoga aktifitas kita senantiasa berada dalam Rahmat dan Ridlo Allah SWT, Aamiin.

Alhamdulillah, kita sampai pada pertemuan ketujuh Pelatihan KBMN 28 ini, tidak mudah untuk sampai pada pertemuan ini, apalagi bagi yang memiliki aktikfitas penuh dalam sehari-harinya. Namun, jika punya tekad yang teguh, insya Allah akan ada jalan yang Allah berikan untuk memudahkannya.

Pertemuan ketujuh ini dipimpin oleh Moderator bernama Raliyanti, S.Sos., M.Pd. Beliau merupakan salah satu dari Tim Solid Omjay yg biasa disapa Rali.  Moderator kali ini merupakan peserta Kelas Menulis di gelombang 20. Dengan tekad yang kuat, rutin mengikuti kegiatan, mensupport diri untuk terus menyelesaikan resume on time, saling blog walking memberi semangat, akhirnya dinyatakan lulus bahkan berhasil memiliki buku karya sendiri. Dan itu menjadi awal akan terbitnya buku solo yg kedua dan 17 judul buku antologi lainnya baik fiksi mau pun nonfiksi.

Selanjutnya yang menjadi nara sumber kali ini bernama Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., Seorang guru muda dengan penuh prestasi dan sangat menginspirasi. Beliau juga merupakan alumni kelas menulis yg kini bernama KBMN, tepatnya alumni Gelombang Ke-7.  dan materi yang akan disampaikan malam ini bertema "Mengatasi Writer's Block"

Setelah diawali dengan berdoa, peserta dipersilakan utk mengisi presensi malam ini di link : https://forms.gle/ohJESNTapq9q7RKM6. Setelah itu Moderator mengenalkan profil yang akan menjadi narasumber dengan mengunjungi tautan : https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1

Narasumber membuka dengan memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya terhadap semangat peserta KBMN Gelombang ke-28. Hal ini terbukti dari resume yang dihasilkan dari setiap pertemuan. Jumlah yang menulis resume di kelas ini jauh lebih banyak dari angkatan sebelumnya dengan kualitas tulisan yang sudah bagus-bagus.

Sebagai bahan referensi, moderatorpun memperkenalkan akun di Kompasiana dan Blogspot yang bisa dikunjungi. Akun di Kompasiana bisa mengunjungi : https://www.kompasiana.com/ditta13718, sedangkan di Blogspot : https://dittawidyautami.blogspot.com

Tentu tidak bisa instan untuk menjadi penulis-penulis hebat, tentu diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya yang tak bisa saya sebut satu per satu.

Pun dengan pengalaman Narasumber sendiri yang sudah senang membaca buku-buku cerita sejak kecil/ sebelum SD. Senang menulis sejak di sekolah dasar meski dalam buku diary. Dan hal ini terus berlanjut terus di jenjang selanjutnya, bukan hanya dalam diary tapi juga menulis cerita. Dan saat itu baginya menulis apa pun bisa menjadi self healing yang baik. Hal ini ternyata sejalan dengan pendapat beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi dan sebagainya.

Kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat. Selain sebagai ekpresi diri, ternyata juga dapat menghasilkan secara materi. Salah satunya saya bisa menyelesaikan esai di seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan lulus. Alhamdulillah saat ini sedang bertugas lagi di Angkatan 6.

Kita sepakat bahwa menulis memiliki banyak manfaat. Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apapun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya.


Selanjutnya, Narasumber mengaitkan pengalaman menulisnya dengan writer's block. Aktivitas menulis oleh siapapun itu, baik novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, copywriter, content writer , script writer, ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll.  Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. Dan ini membuktikan bahwa siapapun tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan.

Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya. Karena virus WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan, tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya.

Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak. Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika.

Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa dikatakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan. Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan?


Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:

1.    Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB. Misal ketika jadi penyebab: Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.

2.    Penyebab kedua, adalah stress. Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik.

3.  Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress. Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk dan akhirnya terserang WB deh.

Hal bisa menjadi solusi bagi keduanya mdalah Mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dengan sebelumnya pasti menyenangkan. Beberapa teman dan saya sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing. Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.

4.    Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis.

Nara sumber memberikan contoh saat membuka kembali diary berbahasa Inggris yang tulis saat duduk di kelas 2 SMP, akan tersenyum bahkan tertawa sendiri. Bagaimana tidak? Grammar nya saja banyak yang tidak sesuai, tapi tetap PD menulis, tak hanya satu, ada dua atau tiga diary. Tapi, justru itulah salah satu kunci menghadapi WB

Bila saat itu saya terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung.

Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dan sebagainya ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas.

Jadi, jangan banyak kekhawatiran, khawatir tulisannya buruk, tidak layak baca, khawatir dinyinyir orang, dikritik ahli, dan masih banyak kekhawatiran lainnya, dikesampingkan dulu .

Akhirnya, sebagai penutup, ada sebuah quote yang bisa jadi motivasi untuk menghilangkan kekhawatiran dalam menulis, “tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai”.

Jadi .. Yuk gasskeun menulis dalam setiap waktu agar writer's blok menjauh ...


0 Comments:

Posting Komentar