Subscribe Us

Responsive Advertisement

Gerhana Matahari Total Menurut Syariah

Sebuah fenomena alam yang terbilang langka pada tahun ini, akan terjadi di beberapa bagian belahan dunia, dimana siang hari akan berubah menjadi malam untuk beberapa saat, hal ini terjadi dimana saat bulan melintas tepat di depan matahari, inilah yang akan menyebabkan gerhana matahari total.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages

Rabu, 22 Februari 2023

DIKSI DAN SENI BAHASA

Hari/Tanggal       :    Jumat, 17 Februari 2023

Waktu                   :    Pukul 19.00-21.00 WIB

Tema                     :    DIKSI dan SENI BAHASA

Narasumber         :    Maydearly

Moderator            :    Widya Arema



Bismillah walhamdulillah, pertemuan malam ini terasa sangat spesial karena bertepatan dengan tanggal 26 Rajab 1444 H, artinya malamnya Isra mi’raj, tanggal 27 Rajab, di dalam kalender Islam peristiwa ini menjadi sebuah momentum bersejarah dan sangat berarti bagi Umat Islam, yakni peristiwa Isra Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW. Sebuah peristiwa yang merupakan salah mu’jizat Allah yang diberikan kepada Nabi-Nya sebagai bentuk hiburan bagi Rasul, disamping penyampaian Risalah-Nya setelah apa yang dialami Rasulullah dengan ditinggal oleh Istri tercinta dan Paman yang sangat melindunginya.

Pertemuan malam ini akan dipandu oleh Bu Widya, yang akan memandu materi dengan membagi menjadi 4 sesion, pembukaan, paparan materi, tanya jawab dan penutup.

Sebelum masuk materi, Narasumber memulai dengan menyapa dengan untaian kalimat untuk sahabatku tersayang. Sahabat adalah kata sederhana yang acap kali merapal makna dalam jiwa. Pada sahabat kerap kita terbangkan kepingan kisah yang tersusun rapi. Sahabat adalah ia yang paling mengerti hati kita dalam lara nan pekat, meski kerap kita tancapkan luka, sang sahabat akan membalas dengan seribu pelukan. Terkadang dalam hidup ada robekan paling tidak sopan yang menenggelamkan kita dalam tangisan, namun seorang sahabat membawa kita tertatih berjalan dan mengambil sisa tawa untuk masa depan. Menguatkan lewat doa dan menggenggam dengan Bismillah.

Untaian kalimat di atas yang disampaikan narasumber memiliki banyak diksi dan seni Bahasa yang sangat indah, menjadi gambaran awal tentang materi yang akan dibahas malam ini oleh Narasumber hebat bernama Maydearly, sebuah nama tanpa titik koma, yang menyadur makna diantara serpihan kata yang melahirkan karya. Hanya lewat sebuah karya dia pernah berbicara, merupa, menulis, bercerita, dan berdoa sebagai rupa sejarah untuk masa tua.

Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction. Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif, sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics– salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.

William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa? Sebab banyak keindahan  atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir. Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan dirinya dengan kilauan, mempesona dan tak membosankan.

Lantas, apakah akan begitu sulit kita dalam berdiksi? Terkadang banyak penulis yang merasa takut dalam memulai sebuah tulisan, terkadang lidah kita merasa kelu untuk menulis sesuatu yang menakjubkan. Ada keraguan yang dibungkam sebelum diterjemahkan dalam bahasa.

Apakah mungkin saya bisa menulis sebuah bahasa yang indah? Saya merasa takut tulisan saya terdengar garing ketika dibaca. Akan sering muncul pertanyaan-pertanyaan seperti itu pada awal kita menulis. Mindset kita yang sedikit dirubah tentang menulis, menulis itu sederhana sesederhana mengadukan gula dalam gelas kopi. Akan lebih mudah saat menulis dari apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan dan apa yang kita dengarkan.

Lantas jurus apa yang harus kita pakai agar kita mampu menulis dengan segala keindahan? Caranya libatkan 5 macam panca indera kita.

1.  Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.

Contoh: Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi

2.    Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.

Contoh: Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan

3.   Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.

Contoh: Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan  kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu.

4.    Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.

Contoh : Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan

5.    Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar.

Contoh : Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu

Sering kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita. Mengapa kita selalu melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan yang begitu sederhana? Sesekali buatlah ia mempesona dan anggun. Misalkan, “Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim”. Setiap apapun yang kita lihat, sesekali kita rasakan, kita raba, bahkan kita ampu kan sebagai sebuah senyawa yang mampu bersuara.

Untuk melihat respon peserta, Narasumber memberikan tantangan kepada peserta untuk menuliskan sesuatu yang terlihat di hadapan dengan melibatkan kelima panca indera. Dan ternyata respon dari peserta luar biasa, banyak yang mengirimkan kalimat penuh diksi. Diantaranya:

-     Sahabat dalam suka, namun kadang merobek jiwa. Tetap saja sahabat yang menanti dekapan erat saat tinta dunia menggores tak terperikan. Sahabat relung hati terhampar luas saat aku membutuhkan pundaknya. Tetaplah bercahaya dalam kegelapan. Wajahmu terkadang siap menerkam, tapi sayangmu menghujam tajam.

-    Tampak wajah-wajah lugu tanpa dosa di lorong asrama dengan lampu redup redam membawa kitab kuning di pergelangan tangan.

-   Malam ini memancarkan cahaya harapan. Sekian lama kelam tanpa aroma kasturi. Bau kemenyan dan dupa berangsur menghilang. Sirna terhapus oleh hadirmu

-    Gelas kopiku kini hanyalah sebentuk ruang hampa tanpa rasa semenjak kau tinggalkanaku sendiri dalam kefanaan.

-    Takut kehabisan semenit waktu yng tersisa. Ku bergegas menekan tombol demi tombol yang kdang kala harus selingkuh dalam memilih kata. Tak peduli dengan detak jantung yang berirama kencang bak kuda pacuan di gelanggang yang berebut mengejar garis finish... Tolong...  Tunggu aku sedetik lagi

Selanjutnya materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang dihasilkan dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyan yang diajukan peserta, sehingga menambah pengetahuan tentang diksi dan seni Bahasa yang bisa kita gunakan. Diantaranya salah satu cara untuk membuat diksi yang indah, yakni mencoba menulis dengan melibatkan kelima panca indera. Tips bagaimana cara mengembangkan Diksi adalah dengan memperbanyak muara baca. Semakin banyak bahasa yang kita sentuh, semakin kaya padanan kata/diksi yang bisa kita jumpai.

Diksi dijabarkan sebagai kekayaan bahasa, memaknai kata sebagai bentuk keindahan. Layaknya secangkir Teh, ada hangat yang perlu diresapi karena bahasa adalah jembatan dimana kita bisa mengerti dan saling memahami.

Diksi adalah bagian dari Seni Bahasa, karena seni Bahasa itu meliputi menulis, dan berbicara. Diksi tak melulu sebuah kiasan, karena ia adalah sebuah padanan kata.

Pertemuan malam ini ditutup oleh narasumber dengan sebuah doa yang penuh diksi, semoga pertemuan ini adalah awal tegukan yang manis, mengawali cerita di layar kaca, menyusun kepingan kata, dan diseduh dengan rasa bahagia untuk terus belajar berprosa. Karena bahasa adalah jembatan antara hujan dan kemarau yang ketika dibubuhi embun ia menjadi pelangi, indah nan elegan.

Terimakasih Narasumber, terimakasih moderator, kolaborasi ini melahirkan banyak ilmu, semoga kita bisa mengamalkan ilmu ini dan menjadi amal jariah buat semuanya. Aamiin



Sabtu, 18 Februari 2023

KONSEP BUKU NONFIKSI

Hari/Tanggal   :  Rabu, 8 Februari 2023
Waktu                  :  Pukul 19.00 s.d Selesai
Tema                    :  Konsep Buku Nonfiksi
Narasumber        :  Musiin, M.Pd
Moderator           :  Yandri Novita Sari, S.Pd
Pertemuan ke-   :  14
Metode                :  Daring Via WA Grup


Bismillah wal hamdulillah, puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah, semoga segala aktiviitas kita senantiasa berada dalam ridlo dan naungan Allah SWT.

Tidak terasa malam ini kita memasuki pertemuan ke-14 dalam Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) Gelombang 28. Pada pertemuan kali ini, akan dipandu oleh moderator Bu Yandri Novita Sari, S.Pd serta Ibu Musiin, M.Pd yang akan menjadi Narasumber. Sekilas tentang Narasumber, beliau bernama Ibu Musiin, M.Pd yang akrab dipanggil Bu Iin. Beliau merupakan Guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri dan juga merupakan peserta KBMN gelombang 8. Diantara hasil karyanya, berhasil mengeluarkan sebuah buku mayor bersama dengan Prof. Eko Indrajit berjudul "Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi". 


(Koleksi Buku Solo mapun Antologi Karya Bu Iin)

Selain menjadi penulis, beliau juga merupakan Founder Organisasi Swadaya Masyarakat YAPSI dan juga Founder PT In Jaya yang bergerak di bidang pemasok bahan baku tebu pabrik gula di wilayah Madiun, Malang dan Kediri serta ekspedisi pendistribusian produksi Indomarco dan Indolako Pasuruan.

Dalam mengawali pertemuan kali ini, narasumber menjelaskan bahwa seyogiyanya kita bisa menciptakan dan memiliki buku non fiksi, karena ternyata semua pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang kita miliki jika dikembangkan bisa menjadi sebuah buku Nonfiksi.


Jenis tulisan dapat dibedakan menjadi tulisan berbentuk fiksi dan nonfiksi
Fiksi adalah cerita rekaan, sedangkan nonfiksi merupakan tulisan yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Tokoh, peristiwa, dan latar tempat dalam tulisan nonfiksi bersifat faktual. Nonfiksi adalah karya tulis yang sifatnya berdasarkan fakta dan kenyataan serta ada kebenaran di dalamnya yang ditulis berdasarkan kajian keilmuan dan atau pengalaman serta bersifat informatif.

Tulisan nonfiksi adalah karya tulisan yang bersifat baku dan berdasarkan fakta. Tulisan yang memberikan informasi tentang berbagi fenomena aktual yang terjadi serta dapat dibuktikan sumber kebenarannya secara empirik.

Diantara ciri tulisan nonfiksi:
  1. Berisi penjelasan trentang suatu hal atau objek tertentu yang faktual
  2. Objektivitas yang tinggi dan berusaha menarik serta menggugah nalar pembaca
  3. Bahasa bersifat denotative
  4. Penjelasan berupa fakta/gagasan (bisa dikuatkan dengan gambar, tabel, infografis, diagram)
Jenis-Jenis Tulisan Non Fiksi
Diantara jenis-jenisnya adalah biografi, esai, makalah, artikel, karya tulis ilmiah, buku non fiksi, dan lain-lain.

Pola Penulisan Buku Non Fiksi
Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni ;
  1. Pola Hierarkis : Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit, contohnya adalah buku pelajaran
  2. Pola Prosedural : Buku disusun berdasarkan urutan proses, contohnya adalah buku panduan.
  3. Pola Klaster : Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara.

Proses Penulisan Buku Non Fiksi
Terdapat 5 langkah dalam penulisan buku non fiksi diantaranya adalah ;
  1. Pra tulis : (Menentukan tema, menemukan ide, merencanakan jenis tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, bertukar pikiran, menyusun daftar, meriset, membuat mind mapping, menyusun kerangka). Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku non fiksi diantaranya adalah parenting, pendidikan, motivasi, dan lain lain. Untuk mendapatkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, diantaranya adalah membaca buku, mengamati lingkungan, wawancara, pengalaman pribadi, orang lain, dan lain lain.
  2. Menulis Draft : Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas, tidak mementingkan kesempuranaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.
  3. Merevisi Draft : Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian. dan memeriksa gambaran besar dari naskah.
  4. Menyunting Naskah (Dengan mengacu KBBI & PUEBI) : Ejaan, tata bahasa, diksi, data dan fakta, legalitas dan norma.
  5. Tranding Topik : Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Demikian resume berkaitan dengan Konsep Buku Nonfiksi ini, semoga bermanfaat. Saya haturkan terimakasih kepada moderator dan pemateri malam ini yang telah mencurahkan ilmunya kepada kami, semoga menjadi amalan jariyah bagi semuanya, Aamiin.


Renugan Hadits Malam ini:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: "Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).


Senin, 13 Februari 2023

MENULIS BUKU CERITA DIGITAL

Hari/Tanggal      :     Senin, 13 Februari 2023
Waktu                  :     Pukul 19.00 s.d Selesai
Tema                   :     Menulis Buku Cerita Digital
Narasumber       :     Nur Dwi Yanti, S.Pd
Moderator          :     Dail Ma'ruf, M.Pd
Metode               :     Zoom Meeting


Bismillah wal hamdulillah, puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah, semoga segala aktiviitas kita senantiasa berada dalam ridlo dan naungan Allah SWT.

Pada pertemuan kelas kali ini berbeda dari biasanya, yakni melalui tatap layar atau melalui Zoom Meeting setelah sekian lama hanya melalui chat di grup Whatshapp, yang pada kesempatan kali ini akan dipandu oleh Pak Dail Ma’ruf, M.Pd. sebagai Moderator serta Ibu Nur Dwi Yanti, S.Pd yang akan menjadi Narasumbernya.

Sebuah tantangan tersendiri ketika harus meresume melalui aplikasi Zoom Meeting ini, karena selain harus bisa menyimak dengan seksama juga harus bisa membuat resume dengan sebaik mungkin. Namun untungnya, bagi yang terlewat atau yang tidak sempat mengikuti kegiatan zoom meeting ini secara langsung, bisa melihat kembali kegiatan ini di rekaman ulangnya di youtube.

(Kegiatan saat Zoom Meeting)

Buku digital adalah salah satu jenis buku atau bacaan yang hadir dalam bentuk softcopy atau elektronik yang kemudian bisa dibaca menggunakan perangkat digital, baik itu smartphone maupun computer (PC dan laptop)

E-book disebut buku nirkertas/buku maya. Buku digital/buku elektronik, disingkat e-book atau ebook, adalah bentuk digital dari buku cetak

Menurut Oxford Kamu Bahasa Inggris, buku digital sebenarnya berawal dari buku cetak, kemudian buku cetak tersebut ubah dalam perangkat ebook yang dapat dibaca melalui computer maupun pada ponsel genggam probadi

Contoh sederhana yang biasa kita temui adalah PDF yang berisi materi-materi atau umumnya biasa disebut dengan E-book.

Fungsi Buku Digital
1. Sebagai salah satu alternatif media belajar.
2. Sebagai media berbagi informasi.

Tujuan Buku Digital
1. Memberikan kesempatan bagi pembuat konten untuk berbagi informasi dengan mudah, dengan cara yang menarik dan interaktif.
2. Melindungi informasi yang disampaikan, sebagai contoh buku berbasis kertas jika perawatannya kurang maka akan rapuh atau menjadi serbuk-serbuk.
3. Mempermudah proses memahami materi ajar. Karena bisa dibuka dimana saja dan kapan saja.

Efisiensi Buku Digital
1. Praktis, jika menggunakan HP bisa dibawa kemana saja
2. Segi-segi fisik lebih efisien, dengan terkuranginya buku yang harus kita bawa didalam tas.
3. Dapat diakses dimana saja. Dengan mudah kita bisa mencari buku-buku digital yang dishare di situs-situs web
4. Dapat disimpan file tersebut, e-book yang kita inginkan tertampung di dalam memory gadget.
5. Ramah lingkungan, karena tidak lagi paperless
6. Kostumisasi, saat membaca, kitab isa menyesuaikan kebutuhan dari tampilan ukuran bacaan (bisa diperbesar), meskipun ada sisi negatifnya juga yakni radiasi jika terlalu lama terhadap mata, yang bisa disiasati dengan menggunakan filter atau cara poenggunaannya yang lebih bijak.

Jenis-jenis format buku digital
1. EPUB (Electronic Publication),
2. MOBI (MobiPocket),
3. PDB (Palm Database File),
4. PDF (Portable Document Format),
5. KF8 (Kindle Fire Format).

Aplikasi dan Buku Digital Berbasis Web

Atau mendowload melalui playstore, ada yang bersifat berbayar atau gratis :
1. Google Play Books
2. Amazon Kindle
3. iPUsnas
4. Wattpad
5. Libby By Overdrive
6. Gramedia

Aplikasi Pemformatan Buku Digital, yang otomatis kita harus mengunduh kemudian mengistalnya di PC/laptop kita
1. https://sigil-ebook.com/ ; Sigi merupakan sebuah software editor untuk (EPUB) yang bersifat open source
2. https://www.scribus.net/downloads/ ; Aplikasi yang sudah banyak digunakan di berbagai OS Komputer
3. Libre Office atau MS Office ; Aplikasi pengolah kata
4. IbisPaint atau Adobe Photoshop ; Aplikasi pengolah gambar
5. Audacity/format factory ; Aplikasi audio editor
6. Avidemux/format factory ; Aplikasi video editor
7. Canva, Powtoon

Selanjutnya Narasumber memberikan salah satu contoh E-book berbasis video yang dikonversi dari powerpoint, untuk gambarnya bisa dibuat manual atau dari dari aplikasi pembuat gambar, kemudian dimasukan ke dalam file Powerpoint. Membuat konsep cerita gambar dengan canva, juga bisa mempermudah, karena formatnya sudah ada tinggal mengisi konten dengan kreativitas kita.

Mindset kita dengan era digital bisa dimulai dengan menganggap hal ini tidak sulit dahulu, mulai dulu, buat dulu dan jadikan saja, kemudian minta masukan dan koreksi dari teman kita, dan hal ini menjadi baik, dan konstruksif. Ketika menghadapi komentar rekan kita, ada dual hal yang keluar, bisa memotivasi atau membanting dan menjatuhkan, anggap saja uji mental jadikan sebagai vitamin supaya kita lebih sehat.

Karena jika ke depannya bagi orang yang tidak mau bergeser dan keluar dari zona nyaman, maka lama-lama akan menjadi makhluk yang tidak aktual atau kadaluarsa. Padahal membuat cerita kadaluarsa jika dikemas dengan digital bisa menjadi aktual.

Yuk sahabat semua, bagi yang masih betah di zona zaman, saatnya kita ubah mindset kita, kita ubah diri kita menjadi lebih baik, menjadi lebih uptodate terhadap perubahan dan perkembangan zaman dan tidak menjadi makhluk kadaluarsa.

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra'd Ayat 11)


PROOFREADING SEBELUM MENERBITKAN TULISAN

RESUME PERTEMUAN 12 PELATIHAN KBMN 28


Hari/Tanggal         :    Jum’at, 03 Februari 2023

Waktu                     :    Pukul 19.00 s.d Selesai

TEMA                      :    Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber           :    Susanto, S.Pd.

Moderator              :    Helwiyah, S.Pd.M.M


Bismillah wal hamdulillah, tak henti-hentinya kita mengucap syukur ke hadirat Ilahi Robbi yang masih memberi konsistensi kepada kita untuk tetap bisa mengikuti salah satu upaya kita untuk meningkatkan kuaitas diri kita dalam bidang menebarka melalui tulisan-tulisan kita, semoga kita senantiasa berada dalam bimbingan-Nya, Aamiin.

Bagi seorang pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis. Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan. Bagi penulis, tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan. Bagi penulis di media, tulisannya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan. Maka, ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran. Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis, agar banyak orang yang dapat membacanya. Abadi dalam bentuk kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.

Itulah sepenggal kalimat motivasi yang diungkapkan oleh Bu Helwiyah sebagai moderator saat membuka KBMN Gelombang ke-28 di pertemuan ke-12 malam ini.  Bu Helwiyah akan menemani bapak Susanto, S.Pd. sebagai nara sumber yang akan mengupas tuntas materi tentang "Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan”.

Sebelum berbicara tentang Proofreading, apa pengertian Proofreading, mengapa harus melakukan Proofreading, kapan kita melakukan Proofreading, dan bagaimana tips melakukan Proofreading, maka ada beberapa langkah mudah yang harus dilakukan terlebih dahulu terhadap tulisan yang telah selesai kita tulis.

Apa yang harus dilakukan seorang penulis, setelah dia selesai menulis, atau tulisannya jadi? Maka langkah selanjutnya sebelum disunting, adalah melakukan swasunting atau self editing terlebih dahulu.

Ada 4 kegiatan yang dilakukan dalam swasunting, yaitu;

1.   Endapkan tulisan selama beberapa waktu, jadi tidak langsung memposting atau mengirimkan pada penerbit.

2.    Meminta teman membaca tulisan kita. Bisa juga diri sendiri dengan cara membacanya secara lantang.

3.    Meminta seorang Proofreader

4.    Menggunakan aplikasi atau editing tools.

Maka Langkah-langkah di atas, bisa kita lakukan terlebih dahulu sebelum tulisan kita benar-benar akan diposting. Dan tahap terakhir dari proses editorial dan tujuannya adalah untuk menemukan kesalahan yang terlewatkan oleh penulis, editor, dan perancang buku atau formatter, itulah yang dinamakan Proofreading.

Mengapa harus melakukan proofreading? Karena untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan, untuk itu Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak kita lewatkan. Terutama jika kita berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas atau mempublikasikan, contohnya menulis di kompasiana.com atau di blog pribadi

Kapan kita melakukan proofreading? Proses menulis melalui 3 tahapan. Yaitu; Drafting, Proofreading dan Redrafting. Drafting, yaitu tulis draft pertama, ubah ide menjadi kalimat. Proofreading, yaitu periksa konten, tata Bahasa dan kosa kata. Terakhir Readrafting, yakni tulis ulang teks dengan membuat perubahan yang diperlukan (Draf ulang jika perlu).

Dimanakah letak Proofreading? Yaitu setelah tulisan jadi, jangan melakukan Proofreading ketika tulisan masih setengah jalan. Karena kemungkinan besar tulisan tersebut tidak jadi atau tidak utuh sesuai yang diharapkan. Nah pada kegiatan Proofreading, kita akan memeriksa konten, tata bahasa, kosa kata, dan juga penulisan serta kaidah-kaidah sesuai kaidah Bahasa Indonesia.

Bagaimana Tips Melakukan Proofreading?

1.  Perhatikan detail (proofreading adalah jenis membaca yang berbeda. Kita harus membaca setiap huruf, setiap tanda baca, setiap spasi.

2.  Membaca dengan lancang (mendengar kata-kata akan membantu kita mendengar kesalahan yang tidak dilihat mata.

3.  Baca perlahan (tulisan nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi daripada yang lain.

4.   Beristirahat dan berbaik hati pada diri sendiri (proofreading membutuhkan fokus yang intens karena sulit untuk mempertahankan fokus dalam jangka waktu yang lama.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Proofreading

Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia baca bisa diterima logika dan dipahami. untuk itu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  • Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak?
  • Susunannya sudah tepat atau belum?
  • Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak?

Alat utama yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, adalah KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD. Ketetapan itu merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Demikian resume materi malam ini, semoga dengan materi yang kita dapatkan mala mini, membantu kita meningkatkan kualitas tulisan kita bukan hanya dalam materi, tetapi dalam segi tulisan, mengurangi kesalahan-kesalahan penulisan yang bisa mengakibatkan tidak tercapainya apa yang menjadi tujuan dari tulisan kita.

Terimakasih kami haturkan kepada Narasumber malam ini berserta Moderator yang telah berbagi ilmunya, semoga menjadi amal jariyah, Aamiin.


اللهُمَّ إنِّـيْ أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعـاً، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَايَنْفَـعُ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat dan Aku berlindung kepada Engkau dari (mendapatkan) ilmu yang tidak bermanfaat.” (HR. Al-Nasa’i)


Minggu, 12 Februari 2023

LANGKAH MENYUSUN BUKU SECARA SISTEMATIS

RESUME PERTEMUAN 15 PELATIHAN KBMN 28

 

Hari/Tanggal       :    Jum’at, 10 Februari 2023

Waktu                   :    Pukul 19.00 s.d Selesai

TEMA                    :    Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Narasumber        :    Yulius Roma Patandean, S.Pd

Moderator           :    Arofah Afifi, S.Pd


Bismillah walhamdulillah, puji serta syukur kepada Allah atas berbagai nikmat yang masih Allah berikan kepada kita, semoga membuat kita bertambah sadar sebagai hamba yang patut bersyukur, Aamiin.

Siapa saja yang berniat untuk menerbitkan sebuah buku, tentu hal yang perlu diperhartikan diantaranya adalah bagaimana sebuah buku bisa tersusun secara sistematis, menarik, mudah dicerna, dan mematuhi aturan penulisan yang berlaku, dimana hal ini akan mempermudah pembaca dalam memahami isi yang ingin kita disampaikan sehingga akan tercapai apa yang menjadi tujuan dari tulisan kita.

Pertemuan malam ini bertemakan, “Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis”, yang akan disampaikan oleh Yulius Roma Patandean, S.Pd yang akan dipandu oleh Arofah Afifi, S.Pd.

Narasumber kita malam ini, beliau seorang penulis yang terkenal sistematis dan hebat, beliau juga sebagai penulis dan editor profesional, dengan menyandang kelulusan ujian sertifikasi lewat skema Sertifikasi Penulisan Buku Non Fiksi. Beliau kelahiran Salubarani, Tana Toraja.

Sebelum dimulai materi, diawali dengan sebuah pertanyaan yang memancing, “Apa sih pentingnya kita menulis buku? Apa manfaat menulis buku?

Maka diantara jawabannya adalah sebagai salah satu sarana untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri atas hasil karya yang telah selesai dibuat. Artinya kita pantas menghargai diri kita sendiri. Sebagai personal branding, sehingga memberi motivasi diri untuk lebih berkarya.

Selain itu juga memberi manfaat kepada orang banyak. Sebagai bukti sejarah bawa kita pernah hidup di dunia ini, menjadi peninggalan kita, Sehingga kita akan semakin sungguh-sungguh dengan membuat dan menyusun buku secara sistematis.

Menulis adalah sesuatu yang unik ketika baru dimulai apalagi kalau belum terbiasa. Dan siapapun itu pertama yang akan dirasakan adalah kebingungan mau melakukan apa saat itu. Ternyata menulis adalah sesuatu yang bisa membuat ketagihan jika menulis terus dibiasakan setiap hari. Dan untuk menghilangkan kebingungan apay tang harus dituliskan, maka pikirkan saja bahwa semua hal bisa jadi bahan tulisan. Apa yang dilihat, dirasakan, dibayangkan dan bahkan dialami bisa dituliskan. Salah satu alternatif jika khawatir ide di kepala mudah hilang, maka bisa dituliskan ide itu melalui blog.

Kembali ke pengalaman tahun 2020. Buku pertama narasumber terbitkan adalah buku solo berjudul Guru Menulis Guru Berkarya. Kontennya adalah materi-materi yang disampaikan para narasumber di Grup WA. Beberapa pertemuan di grup belajar menulis, akhirnya ketemulah saya dengan tokoh pendidikan dan teknologi yang membuka wawasan saya tentang menulis. Beliau adalah Prof. Richardus Eko Indrajit. Dalam materinya, beliau menantang peserta untuk menulis dalam waktu satu minggu.

Lalu, bagaimana dengan penyusunan dan pengeditan naskah buku tersebut? Semua buku yang ditulis, penyusunan dan pengeditannya dipelajari secara otodidak. Narasumber menggunakan versi gratis tanpa aplikasi tambahan yang ada pada Ms. Word. Nah, pengalaman ini akan dibagikan oleh Narasumber berkaitan dengan tema malam ini Menulis Buku Secara Sistematis.

Sebenarnya, ada aplikasi yang bisa digunakan agar tulisan naskah buku itu bisa "sistematis". Ada Zotero dan Mendeley yang populer di kalangan mahasiswa dan akademisi. Ala bisa karena biasa, saya lebih menyukai menggunakan versi gratis Ms Word.

Bagi yang penasaran, peserta bisa melihat tutorial sederhana yang narasumber berikan tentang cara membuat tulisan naskah buku sistematis, dengan mengunjungi chanel youtube:
  1. https://youtu.be/eePQwyHAcjw, tentang Cara Membuat Daftar Isi, Kutipan, Indeks dan Daftar Pustaka Otomatis)
  2. https://www.youtube.com/watch?v=mS8bfNZT-rA, tentang cara membuat indeks pada tulisan berbentuk buku
  3. https://www.youtube.com/watch?v=jXPr59aWJSc tentang Cara Membuat Judul, Bab, dan Sub Judul Tulisan pada Buku Secara Otomatis

Setelah menyimak beberapa tips menulis nahkah secara sistematis, selanjutnya pemateri memberi tantangan kepada peserta untuk mulai praktekkan membuat settingan Judul, Bab hingga menyisipkan sumber tulisan menggunakan fasilitas yang ada di Ms Word.

Jika masih ragu-ragu, maka COBAlah. Menulis, menyusun dan mengedit naskah buku tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada per-COBA-an. Dengan mencoba, maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.

Percobaan mendorong kita untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Pertanyaannya, apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka LAKUKAN dengan segera. Praktekkan sekaligus, biarkan mengalir bersama jari-jari mungil teman-teman. Melakukan proses lebih dalam menulis membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan saya tulis, susun dan terbitkan.

Ketika Menulis harus menjadi sebuah budaya. Maka, BUDAYAKAN! bersama dengan praktek menyusun dan mengedit naskah. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya.

Kemudian KONSISTEN adalah langkah pamungkas dalam teori menulis, menyusun dan mengedit naskah yang selama ini saya lakukan. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam mempraktekkannya.

Dari pemaparan di atas, maka kita dianjurkan untuk CLBK: COBA, LAKUKAN, BUDAYAKAN dan KONSISTEN.

Demikian pemaparan yang disampaikan dengan berdasarkan pengalaman narasumber dalam menulis. Selamat kita bisa mencoba dan menyongsong terbitnya buku perdana kita semua.

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu/konsisten walaupun itu sedikit.” (Al-Hadits)

Semoga Allah memberikan kita semangat untuk konsisten dalam nebar kebaikan baik dalam perilaku atau melalui tulisan-tulisan kita, Aamiin.


Sabtu, 04 Februari 2023

MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH, JADIKAN BUKAN HAL SUSAH

RESUME PERTEMUAN 11 PELATIHAN KBMN 28

Hari/Tanggal       :   Rabu, 1 Februari 2023
Waktu                   :   Pukul 19.00-21.00 WIB
Tema                     :   MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH
Narasumber         :   Widya Setianingsih,S.Ag
Moderator            :   Mutmainah M.Pd



Bismillah walhamdulillah, puji serta syukur kepada Allah atas berbagai kenikmatan yang Allah berikan, diantaranya Allah menghadirkan di sekitar kita sekumpulan orang baik dan sholeh/ah saling mengajak kebaikan dan kesabaran, semoga kebersamaan ini bisa terus bersama bukan hanya di dunia ini, tetapi sampai di surga-Nya nanti, Aamiin.

Pertemuan malam ini membawa tema, “Mengelola majalah sekolah”, yang akan disampaikan oleh Widya Setianingsih, S.Ag yang akan dipandu oleh Mutmainnah, dimana keduanya merupakan orang-orang hebat alumni KMBN Gelombang 21.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa keberadaan majalah sekolah, menjadi sangat penting sebagai media yang bisa menyalurkan potensi menulis siswa. Selain itu, majalah sekolah juga bisa menjadi salah satu media komunikasi serta menyampaikan informasi antarelemen yang ada di sekolah, mulai siswa, guru, karyawan sekolah, hingga kepala sekolah. Beragam informasi bisa mereka dapatkan di sana. Banyak sekali manfaat yang tak bisa disebutkan satu-satu tentang keberadaan majalah sekolah di sebuah sekolah. Pada intinya, majalah sekolah bersifat informatif, edukatif, dan tentu juga kreatif.,

Selanjutnya, sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu narasumber memberikan Slogan: Tak akan mundur, sebelum resume meluncur. Pantang menyerah sebelum buku solo tercipta. Narasumber menyatakan bahwa bergabung di komunitas penulis seperti ini mampu melejitkan potensi kita untuk menjadi penulis yang produktif, Kuncinya adalah MAU. Dan ini menjadi satu kalimat motivasi buat para peserta untuk mengugah gairah dalam menulis.

Pemaparan materi selanjutnya disampaikan dengan berbagi pengalaman seputar majalah sekolah. Narasumber bertanya, “Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat ada foto kita, foto anak kita terpampang di sebuah artikel majalah? Entah itu karena prestasi, atau sekedar foto selfi saat melakukan kegiatan sekolah. Pasti bangga, bercampur senang bukan? Setiap sekolah tentu kita dikenal oleh khalayak luas. Baik sekolah negeri, lebih-lebih sekolah swasta. Selain itu sebagai lembaga formal, komunikasi, promosi, dan sosialisasi dengan orangtua, masyarakat sebagai Stake Holder sangat diperlukan. Semua itu dapat terjawab dengan hadirnya Majalah Sekolah.

Tentu sebagian dari kita berfikir, rasanya tidak akan mampu memiliki majalah sendiri. SDM kurang, biaya tidak ada dan dukungan dari sekolah kurang optimal, itu sama dengan pikiran yang dirasakan oleh Narasumber sendiri bersama dan rekan awal mula berdirinya Kharisma (nama majalah sekolah kami). Awal mula, hanya ada dua orang yang merintis terbitnya majalah sekolah. Seorang teman sebagai Pimpinan Redaksi merangkap layouter. Dan Narasumber sebagai pemburu berita merangkap bendahara. Jangan dibayangkan majalah Kharisma di awal seperti saat ini bpk/ibu. Majalah kami hanya berukuran setengah kertas folio. Bahkan untuk mencetaknya hanya mampu berupa fotokopi.

Penampilan yang saat itu seadanya, layout dengan cara gunting dan tempel. Kemampuan menulis apa adanya bukan soalan. Yang kami inginkan hanya berbagi informasi, berita, dan cerita tentang anak didik kami. Akhirnya majalah pertama sekolah kami bisa sampai ditangan anak-anak didik kami. Saat itu penggandaan majalah didanai oleh sekolah. Perjalanan Majalah sekolah yang apa adanya tersebut berjalan hingga dua tahun. Tetap dengan dua crew yang bertugas rangkap. Sampai akhirnya kami harus melepas majalah Kharisma ditahun ke tiga. SDM yang terbatas dan dana menjadi kendala utama. Dua tahun Kharisma melakukan hibernasi. Hingga akhirnya kami bangun kembali. Selama tidur panjang kami sibuk berbenah. Crew Majalah kami lengkapi. Mulai dari penasehat, penanggung jawab, pimred, bendahara, editor, layout, hingga 4 orang pemburu berita.

Berbagai upaya kami lakukan untuk tetap eksisnya majalah kami ini. Kami ajukan proposal yg detil pada pihak yayasan/sekolah. Mencari solusi pendanaan selain dari dana BOS. Mempercantik tampilan hingga ke percetakaan. Mempertebal muatan bergizi dari isi majalah. Finally "KHARISMA REBORN"

Dari pengalaman pembuatan majalah sekolah di atas, narasumber juga memberikan langkah-langkah bagaimana menerbitkan majalah sekolah:
  1. Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah
  2. Mengajukan Proposal.
  3. Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dsbnya.
  4. Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll.
  5. Mencari rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll
  6. Melakukan sosialisasi tentang manfaat, pentingnya suatu majalah pada orangtua.

Itulah sepenggal kisah yang dibagikan oleh Narasumber tentang pembuatan majalah sekolah di tempat beliau mengajar. Hal ini tentu bisa kita ambil pelajaran dan bisa menjadi motivasi untuk membuat majalah sekolah di tempat kita mengajar saat ini.

Kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita sebelum kita mencoba menghadapi kesulitan. Tuangkan rasa cinta pada lembaga kita dengan membuat sekolah kita popular dengan hadirnya majalah sekolah.

Teruslah berjuang, jangan takut untuk mencoba, dan tekadkan dengan kuat dan yakin bisa terwujud, akan ada tangan-tangan orang baik yang akan menguatkan langkah kita.

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ

Artinya: “Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah." (Qs. Ali Imran : 159)

Salam literasi!!